Judul :
Tragedi Apel dan Buku Ajaib Jiko
Penulis :
Yosep Rustandi
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Dimensi : 160 hlm; 20 cm
ISBN : 978-623-253-002-7
Harga : Rp40.000,-
Tragedi Apel dan Buku
Ajaib Jiko adalah Pemenang Utama untuk Kompetisi Menulis Novel Anak Indiva yang
dilaksanakan pada 2019 lalu. Novel yang sebenarnya memiliki konflik yang
sederhana dengan alur yang mudah dimengerti. Meski begitu, ia memiliki nilai
tinggi karena isinya.
Menceritakan tentang
Alin, seorang anak yang hidup di garis kemiskinan bersama sahabatnya Jiko.
Mereka berdua dan juga rekannya yang lain harus bekerja keras sepanjang hari
untuk sekadar mengisi perut. Pekerjaan apapun mereka lakukan. Mulai dari
berjualan koran hingga memulung barang bekas. Bagi mereka, yang penting tidak
mencuri dan merugikan orang lain. Ajaran kedua orang tuanya itu, selalu Alin
pegang dengan kuat.
Namun, suatu masa, Alin
terpaksa mencuri. Bukan untuk dirinya, namun ibunya. Ibu Alin sakit keras.
Sudah lama sang ibu ingin makan buah apel merah besar yang harganya tentu
mahal. Dari sinilah cerita berawal. Setelah berhasil kabur dari kejaran penjual
buah dan Dini, –orang yang apelnya Alin curi- Alin pun bingung. Bagaimana
caranya memberikan apel tersebut pada sang ibu. Sebab, ibunya tak akan pernah
memakannya jika tahu kalau apel tersebut hasil curian. Bersama dengan Jiko
serta ‘buku ajaib’ milik Jiko, mereka memikirkan cara yang pas agar ibu mau
menerimanya.
Di sisi lain, Dini masih
sangat kesal dengan aksi pencurian apelnya. Ia terus-terusan marah meski telah
ditenangkan Yasmin, sahabatnya. Sebenarnya, harga apel tersebut tak seberapa
untuk Dini yang kaya dan bisa membeli apa saja dengan mudah. Tapi, dia tetap
tidak suka. Ketidaksukaannya bertambah setelah Yasmin terus mengajaknya untuk
mengajar di Sanggar Hati, tempat anak seperti Alin dan Jiko belajar. Walaupun
tak mudah, pada akhirnya Yasmin berhasil meredam amarah Dini dan berhasil pula
membujuk gadis itu untuk mengajar sebagai sukarelawan.
Di hari yang seharusnya
cukup menyenangkan di Sanggar Hati tiba-tiba berubah mengesalkan untuk Dini
sebab ia melihat salah satu anak yang mencuri apelnya ada di sana. Dia kembali
mengamuk dan mengumpat. Tak selesai sampai hari itu saja, kekesalan Dini
berlanjut ke hari-hari berikutnya sehingga membuat Yasmin ikut kesal. Akhirnya,
dia mengajak Dini mengintai aktivitas anak-abak tersebut untuk mengetahui apa
alasan sebenarnya anak-anak itu mencuri.
Sementara itu, setelah
ketahuan mencuri, Jiko tak pernah lagi ke Sanggar Hati. Di sangat takut untuk
ke sana padahal dia sangat suka belajar. Alin yang belum pernah datang ke
Sanggar Hati pun bingung. Sebenarnya, dia juga sudah ingin belajar di sana.
Namun setelah menderngar cerita Jiko, ia pun mundur. Mereka pun menghabiskan
waktu dengan kembali bekerja apa saja. Tanpa mereka sadari, Yasmin, Dini dan
kakak Dini sedang mengawasi mereka dari jauh, melihat kerasnya kehidupan yang
mereka jalani.
Cerita yang sederhana
namun sangat menarik. Pembaca disuguhkan bagaimana realita kehidupan
sebenarnya. Ada si kaya yang bisa mendapatkan apa saja dengan mudah. Di sini
lain, ada yang harus bekerja sangat keras. Jangankan untuk sekolah. Sekadar
untuk makan saja susah.
Kita bisa melihat,
bagaimana efek kesenjangan sosial untuk mereka yang kurang beruntung. Alin dan
Jiko serta rekan-rekan mereka harus kerja keras padahal di luar sana ada anak-anak lain yang bisa
melakukan apa saja sesukanya. Mereka inilah anak-anak pilihan, sanggup
menjalani kerasnya hidup namun tetap punya prinsip yang baik. Begitu juga
dengan Dini dan Yasmin. Keadaan mereka mungkin tak buruk, namun keikhlasan hati
mereka untuk berbagi ilmu dan mau berbaur dengan sesama mereka yang ada di
bawah juga menjadikan mereka anak yang istimewa.
“Hidupku jadi hebat
sekali setelah bisa membaca. Setiap hari aku membaca buku. Aku tahu banyak
cerita, tahu bahwa bumi itu bulat, tahu ada pengobatan pertama bila ada yang
luka....” (hal. 99).
Meski sedikit, ilmu yang
dimiliki tetap akan bermanfaat, seperti yang selalu Jiko lakukan untuk menolong
teman-temannya. Kita pun, tentu bisa melakukan yang terbaik dengan apa yang
kita miliki. Oleh sebab itulah kenapa buku ini bisa dijadikan bahan bacaan
untuk anak. Selain menarik, ia juga sangat menginspirasi. Banyak hal yang bisa
dipetik dari buku ini, tak hanya soal mempraktikkan ilmu yang bermanfaat, tapi
juga soal kejujuran, kedisplinan dan ikhlas.